Adab Berhubungan Badan Dalam Islam

Adab Berhubungan Badan Dalam Islam- Beberapa tujuan mulia dari sebuah pernikahan adalah menghindarkan diri dari maksiat, menyalurkannya ketempat yang Allah Halalkan, menciptakan keturunan yang baik. Allah SWT berfirman: "Istri-istrimu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu Dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya (kelak). Dan sebarkanlah berita gembira kepada orang - orang mukmin" (Al Baqarah: 223)
Rasulullah SAW bersabda: "Nikahilah perempuan yang penuh rasa cinta dan yang dapat mempunyai anak banyak. Karena sesungguhnya aku akan berbangga kepada umat-umat (terdahulu) dengan (banyaknya anak) darimu di hari kiamat (kelak)." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Sa'id bin Manshur dari Anas bin Malik RA).
Dari dalil di atas kita diperbolehkan untuk menggauli dengan istri dengan cara bagaimanapun selama tidak menyalahi syari'at yang Allah tentukan. Jika kita berhubungan badan (jima') dengan cara yang baik kita akan mendapat pahala besar dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Dalam kemaluanmu itu ada sedekah." lalu para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?." Rasulullah menjawab: "Bukankankah kalian jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal akan bernilai pahala." (HR. Bukhori, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah)

Lalu bagaimana Adab berhubungan Badan yang baik menurut Allah SWT? berikut penjelasannya:

 

1) Memilih waktu dan hari yang baik untuk melakukan jima'

Pada dasarnya, melakukan jima' bersama istri itu baik kapanpun waktu dan harinya. Namun ada 3 waktu yang dianjurkan Allah SWT untuk berjima', Yaitu: hari kamis malam setelah isya, hari jum'at sebelum subuh dan tengah hari sebelum shalat jum'at. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An Nur ayat 58:
"Hai orang - orang yang beriman, hendaknya budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki dan orang - orang yang baligh sebelum kamu meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat shubuh, ketika kamu meninggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari, dan sesudah shalat isya. (itulah) tiga aurat bagi kamu. tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tga waktu) itu. Mereka melayanimu, sebagian dari kamu (memerlukan) sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat -ayat kepadamu. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana".
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mandi di hari jum'at seperti mandi janabah kemudian datang diwaktu pertama, (maka pahala)nya seperti berkurban seekor Unta..." (HR. Bukhori dan Muslim)

2) Shalat dua Raka'at sebelum melakukan jima' dan membaca doa. Dalil dan penjelasannya telah saya tulis sebelumnya dalam pembahasan tentang Adab Malam Pertama dalam Islam.

3) Membersihkan badan, memakai wewangian dan bersiwak. Pembahasan ini pun telah saya tulis sebelumnya pula dalam Adab Malam Pertama Dalam Islam.

4) Mengucapkan kata-kata mesra, becanda, dan melakukan hal-hal romantis lainnya.

Sebelum melakukan hubungan badan, disunnahkan untuk melakukan pembukaan terlebih dahulu, agar tercipta rasa nyaman pada jiwa sang istri. Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian semua menyamakan istri dengan binatang dalam berhubungan badan, hendaklah ia dahului dengan pembukaan (pemanasan). Lalu ada yang bertanya: "apakah pembukaan itu?" Rasulullah SAW menjawab: "(Ciuman dan ucapan-ucapan mesra." (HR. Bukhori dan Muslim)

5) Mencuci kemaluan dan berwudhu ketika ingin mengulangi jima'

Dari Abu Sa'id Alkhudri RA: Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian mendatangi istrinya, dan ingin mengulangi jima'nya lagi, maka hendaklah ia berwudhu."
(HR. Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: "Apabila diantara kamu telah mencampuri istrinya kemudian ia ingin mengulangi jima'nya lagi, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya terlebih dahulu." (HR Baihaqi)

6) Tidak boleh mendatangi istri lewat duburnya

Allah SWT memperbolehkan kita untuk mendatangi istri kita kapan saja dan dangan cara yang kita suka sebagaimana Firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 223. namun kita dilarang untuk mendatangi istri lewat yang bukan tempatnya (dubur), karena dubur adalah tempat yang kotor, dubur bukanlah tempat untuk bercocok tanam, bibit anak yang kita tanam tidak akan tumbuh melalui tempat ini. Adapun jikalau kita mendatangi istri dengan posisi belakang melalui kemaluannya maka hukumnya diperbolehkan.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Terlaknatlah orang yang menyetubuhi istrinya lewat duburnya." (HR. Ahmad, Abu Dawud danAn Nasa'i)

7) Tidak boleh mendatangi kemaluan istri ketika sedang haidh

Allah SWT berfirman: "Dan mereka mereka bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) tentang haidh katakanlah (darah) haidh itu adalah kotoran. maka jauhilah istri-istri yang sedang haidh (dari menggaulinya) dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. maka apabila mereka telah suci maka datangilah mereka di tempat yang Allah telah perintahkan kepadamu. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat serta orang-orang yang mensucikan diri."
 (Al Baqarah: 222)

Demikian penjelasan ringkas yang dapat saya sampaikan mengenai Adab Berhubungan Badan dalam Islam, semoga kita mendapatkan manfaat dari tulisan ini. insya Allah saya akan membahas judul yang lebih menarik lagi kedepannya. semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita hingga akhir. amiin.. ma'assalamah..

    

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top